MUSIM HUJAN TIBA
MUSIM HUJAN TIBA
Oleh: Sasmito Hudoyo
Pada saat aku tiba di daerah penempatanku di SMP SATAP Lemarang Desa Lemarang Kecamatan Reo Barat Kabupaten
Manggarai Raya pada awal musim hujan pada bulan Oktober 2012. Kondisi wilayah
terletak di pesisir pantai utara Desa itu berbatasan langsung dengan Kabupaten
Manggarai barat.
Selamat datang di SMP SATAP Lemarang
di pagi itu siswa siswi sudah berbaris untuk menyambut kedatanganku di sekolah,
langsung saya masuk ke ruang guru rekan kerja sudah menyambut selamat pagi pak,
langsung saja menghampiri untuk berjabat tangan dan memperkenalkan diri nama
saya Sasmito Hudoyo yang pertama bapak Aloidajusius selaku kepala sekolah,pak
Maertinus Ten Guru bahasa Indonesia,Pak Angel guru agama khatholik, Friddaus
sukur guru matematika, Doroteus egot guru bahasa Inggris, Herybertus Jehali
guru PPKN, Yustina Mutis guru IPS saya berasal dari Temanggung Jawa Tengah dari
Universitas Negeri Semarang jurusan PJKR ikut program SM-3T
Musim hujan tiba merupakan hal yang
terhebat yang kualami saat di daerah penempatan, akses jalan darat tidak bisa
di lewati karena tidak ada jembatan penghubung, sungai muara yang meluap dan
deras arusnya, begitu pula jalur laut angin yang kencang ,ombak yang besar,cuaca
yang sulit bisa di tebak itu membuat saya berfikir untuk bisa bertahan .
Belanja kebutuhan pokok untuk persediaan selama musim hujan, suasana yang cerah
di pagi itu pkl 07.15WITA ’’ Pak Sasmito ayo kita pergi ke pasar untuk beli
kebutuhan pokok pumpung cuaca sekarang mendukung’’ baik sudah tapi apa sekarang
ada perahu yang mau berangkat ke pasar, pasti ada kan langitnya cerah betul
juga, cepat sudah berangkat ke muara nanti malah keburu perahunya sudah
berangkat. Tiba di muara ‘’ kaget’’ perahu ternyata kecil sekali berukuran
lebar 1 meter dan panjang 6 meter ternyata yang naik banyak sekali ada 10
Orang. Pak Guru kesini naik ke perahu
duduk sebelah sini yang teduh, perjalanan lewat laut kurang lebih 2 jam
sedangkan di tempuh lewat darat kurang lebih 4 jam. Walaupun tidak hujan tapi
gelombangnya sangat terasa di perahu seperti naik turun selang beberapa menit berada di perahu
kepalaku terasa pusing’’ternyata mabuk laut’’ tidur sudah tak tersa sudah
sampai, perahu bersandar di pelabuhan Kedindi merupakan pelabuhan antar pulau
yang terletak di pantai selatan Manggarai Raya. Pak Guru nanti saja bayarnya
saat pulang. Baik sudah’’candaku’’ naik ojek samapai ke pasar rp 5000,-. Siap
buka buku catatan belanja.
Hari sudah mulai sore saatnya
kembali ke pelabuhan ternyata banyak juga kebutuhan pokok untuk sebulan. Pak
guru barang belanjaannya langsung dimasukan
ke perahu , sebentar berangkatnya tunggu yang lain datang. Perahu
berangkat pukul 16.40 WITA setelah lama berlabuh hari mulai gelap perjalanan
masih separuh.tiba di muara sudah pukul19.20 WITA.Pak guru ada senter kalau
tidak, pakai punya saya saja pak dari muara sampai ke rumah kurang lebih 10
menit berjalan melewati hutan bakau-bakau sampai di rumah siap membuat makan
siap saji, seperti biasa mie instan langsung dibuat. Pak Marteen kenapa
lampunya belum dinyalakan toe manga solar ‘’tidak ada solar’’Pak Sas. Baik
sudah langsung tidur tidak lupa nyalakan alrm hand phone untuk bangun besok
pagi.
Mungkin
terlalu capek tau-tau alarm sudah berbunyi siap-siap rutinitas memanggil start
jam 05.20 WITA mengambil air 20 liter untuk memasak dan mandi berjarak 100
meter di dekat lapangan Desa, memasak nasi menggunakan kayu bakar, setelah
berlatih beberapa hari ternyata lebih cepat pakai kayu bakar daripada
menggunakan kompor minyak setelah selesai urusan perut, pergi mandi untuk berangkat sekolah. Pagi ini suasana
tidak mendukung langit sudah gelap siswa-siswi nanti tidak usah pakai seragam
olah raga sebentar lagi hujan nanti
materi saja di dalam kelas. Jam keempat waktunya mengajar olahraga’’ Selamat
pagi anak-anak sekarang materi olah raga tentang keselamatan diri terhadap alam,
siapa yang tidak berangkat. 7 siswa,’ kenapa’ tidak bisa melewati sungai tadi
malam hujan deras Pak. Kenapa tidak menginap di rumah saudara yang tinggal di
dekat sekolah seperti Frengki , Arbi, Tuty dan Asty.
Satu minggu sudah berlalu masuk di
bulan nofember masih tiap hari turun
hujan cucian pakaian sudah menumpuk sinar mentari tak kunjung datang . Kapan
pak Marteen kalau tandanya musim barat’’musim hujan’’ tanda musim barat berahir hujan selama 3 hari
3 malam tidak berhenti angin bertiup kencang disertai kilat dan suara petir
yang besar.Mudah – mudahan cepat berlalu musim barat itu. Rumput –rumput mulai
menghijau saatnya untuk menanam jagung,ketela pohon,cabe,kacang tanah di
sekitar samping lahan sekolah, tanah di tempat pengabdianku Cuma bisa ditanami
saat musim hujan saja jadi tidak perlu pupuk karena kandungan tanahnya sudah
subur hari pertama saat berkebun menanam benih
ke tanah yang di beri jarak secukupnya biar tidak dimakan serangga dan
unggas biji-biji di basahi dengan minyak tanah setelah tiga hari biji jagung
sudah terlihat daunnya tidak lama kemudian harus di bersihkan tanaman liar yang mengganggu tanaman
jagung seiring waktu berganti tanaman
jagung sudah berbunga sebentar lagi panen jagung. Pada sat musim barat mau
berahir hujan yang tak kunjung henti
selama tiga hari, pada hari pertama hujan deras sekali di sertai angin dan
petir kegiatan memperbaiki tempat memasak tergenang air tak kunjung surut air
karena hujan, gimana bisa memasak kalau basah semua begini , akhirnya di buar
irigasi biar air tidak masuk ke dalam
dapur tempat masak . Tidak bisa tidur malam pengaruh hujan deras sekali , angin
bertiup kencang dan petir menyambar nyambar tempat tinggal ku di dalam ruang
kelas lama yang terbuat dari papan kalau ada angin dan hujan masuk kedalam semua percikan air hujan itu
membuat basah tempat tidurku. Malam panjang sudah berlalu. Di hari kedua
kembali lagi perbaiki papan kayu yang berlubang saya tutup pakai plastik biar
air hujan tidak masuk lagi. Setelah semua tidak ada lagi air yang masuk bisa
tidur dengan nyaman.
Senang rasanya sudah dapat melewati
musim hujan air sungai sudah tidak mulai deras, tapi masih dalam karena tanah
dan batuannya hanyut masyarakat Kampung Baru yang berada di sebrang sungai dan lemarang saling berkerjasama untuk
mengumpulkan batu biar sungai menjadi dangkal.
Hari sabtu Siswa siswi SMP SATAP Lemarang dan Guru-guru juga ikut berkerja untuk membuat sungai menjadi
dangkal agar mudah dilalui mobil saat air laut surut.
Janganlah takut pada alam,hujan
,banjir,longsor,badai semua itu bisa kita pelajari dari alam dan bisa di
antisipasi semua itu pasti berlalu . Berakit – rakit kehulu. Bersenang- senang
kemudian, banyak hikmah yang kita ambil dari kehidupan alam
Komentar
Posting Komentar
Hello, Welcome to Learning and Sharing